Pages

Orang tua otoriter

judul ini saya dapat dari link berikut ini:
http://lead.sabda.org/19/aug/2005/kepemimpinan_orang_tua_otoriter

banyak memang orang tua yang otoriter terhadap anaknya.Tidak memberikan kebebasan terhadap anak2nya. berikut isi dari artikel yang saya ambil:


Salah satu kriteria orang tua otoriter adalah seberapa banyak kita mengekang anak dan tidak membiarkan mereka memiliki ruang geraknya sendiri. Orang tua yang otoriter tidak mengijinkan anak mempunyai pendapat sendiri, memiliki minat yang berbeda, atau melakukan sesuatu yang berbeda. Saya setuju dengan pendapat bahwa orang tua harus menjadi pemimpin anak-anaknya.

Namun ini tidak berarti orang tua dapat memaksakan seluruh kehendaknya. Anak memerlukan ruang untuk bergerak, agar ia terlatih untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri
.
Masalahnya sekarang, kapankah kita tahu bahwa kita telah memaksakan seluruh kehendak kita, padahal yang kita maksud adalah mendidik anak agar mereka mempunyai hidup yang baik kelak? Untuk membedakan mana yang otoriter dan mana yang tidak memang dibutuhkan kepekaan ekstra dari orang tua atas dirinya sendiri. Kalau kita dapat memikirkan apa yang dipikirkan anak dan merasakan apa yang mereka rasakan setiap kali kita berkomunikasi dengan mereka, kita akan memiliki kepekaan itu. Jadi, kalau misalnya anak selalu salah, apapun yang mereka lakukan, dan hal ini membuat mereka apatis, atau sebaliknya memberontak habis-habisan, ada kemungkinan kita telah bertindak otoriter.

Akibatnya bagi anak bila kita bersikap otoriter?

Anak akan bertumbuh menjadi orang yang bergantung pada orang lain.
Anak menjadi keras kepala dan sulit diatur. Ini akan terjadi pada anak yang lebih berani.
Dalam keadaan tertentu, kita memang tidak akan sempat lagi berdebat dengan anak karena mendesaknya waktu. Dalam keadaan demikian, kita perlu mengambil tindakan yang bersifat otoriter. Saya kira pemimpin manapun tentunya pernah melakukan tindakan dan keputusan sepihak tanpa persetujuan bawahannya, yaitu terutama dalam situasi darurat. Tetapi sedapat mungkin dalam kebanyakan keadaan, berikan pilihan-pilihan kepada mereka, sehingga anak relatif mempunyai kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri bersama dengan konsekuensinya.
Dapat dikatakan bahwa gaya mendidik yang otoriter kita perlukan lebih banyak pada usia-usia dini anak, dan hendaknya semakin demokratis ketika anak semakin dewasa. Seharusnya pada saat remaja, anak semakin memperoleh kebebasannya. Untuk itu, kita perlu menyelesaikan penanaman dasar moral dan kebiasaan yang baik sesaat sebelum anak memasuki usia remaja. Sehingga ketika anak remaja diberi kebebasan menentukan dirinya lebih banyak, mereka tidak mengambil tindakan yang kurang bertanggung-jawab.

Otoriter itu didominasi oleh pemaksaan-pemaksaan orang tua kepada anak, jadi lebih banyak bertujuan memuaskan keinginan, target, ambisi, bahkan hawa nafsu orangtua sendiri. Sebaiknya orang tua dalam melakukan tindakan mendisiplin ataupun berelasi dengan anak dengan dilandaskan kasih sayang, jadi lebih banyak memikirkan kebutuhan dan kemampuan anak. Dalam hal ini orang tua lebih baik bersikap demokratis dan memberi ruang kepada perbedaan anak dengan orang tua, dan memberi ruang juga bagi anak untuk bertanya dan mencari alasan mengapa suatu hal diijinkan dan hal lain tidak diijinkan.

protes percuma, ngomong kebenaran serasa percuma juga, kalau kita coba dengan sodorkan artikel ini, orang tua ngeles dg berbagai alasan.bahkan bisa saja berkata hal-hal yang tidak kita inginkan. memang benar kalau orang tua kita sangat sayang kepada kita, memberikan kita tempat tinggal, makan, pakaian, sekolah, dsb..tapi menurut saya salah dalam caranya. lantas..sebagai anak apa yang harus kita lakukan?? [tetap saja berakhir pada sebuah pertanyaan yang belum menemukan jawaban....]

0 comments:

Posting Komentar