Pages

APLIKASI SIAKAD MOBILE LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA


APLIKASI SIAKAD MOBILE LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA

Shinta Rahayu E(08650153)
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrak, Aplikasi yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Java yang diimplementasikan pada perangkat mobile yaitu Java 2 Micro edition atau J2ME, untuk membangun sebuah aplikasi siakad yang mengakses webserver. Aplikasi ini diharapkan bermanfaat bagi para orangtua untuk mengetahui nilai-nilai ulangan, UTS maupun UAS sehingga orang tua lebih mudah dalam memantau perkembangan anak-anak mereka serta bagi para guru yang menguasai perangkat mobile untuk dapat terus mengupdate nilai-nilai dari anak didiknya.
Pembahasan dalam paper ini dimulai dari pemahaman desain sistem, kemudian disertai dengan alur-alur dari user-user yang terlibat. Dilengkapi pula dengan desain database dan kebutuhan data yang diperlukan.
Kata Kunci  : J2ME, SIAKAD, RAPORSISWA

1.       PENDAHULUAN
Setiap lembaga pendidikan selalu menginginkan kemajuan dari anak didik mereka.  Misalnya dengan memprogram ulangan, UTS maupun UAS. Hasil dari ulangan, UTS maupun UAS menjadi parameter perkembangan kegiatan belajar mengajar tersebut. Oleh karena itu, pendidik juga perlu untuk mengupdate data kapan saja dan dimana saja.
 Lembaga pendidikan yang mengeluarkan tenaga pendidik berkualitas ternyata tidak cukup ampuh untuk meningkatkan perkembangan anak didik. Oleh karena itu, lembaga pendidikan memerlukan kerja sama yang baik dengan wali murid. Wali murid atau orang tua memiliki peran penting dalam perkembangan anak. Dengan memantau perkembangan hasil belajar anaknya, orang tua akan mengetahui bagaimana cara memotivasi anak tersebut. Tapi seringkali, anak tidak jujur kepada orang tuanya mengenai hasil dari ulangan, UTS maupun UAS. Sehingga banyak info dari sekolah yang tidak sampai ke orang tua. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem informasi akademik laporan hasil belajar yang mampu diakses orang tua/wali murid dimana saja dan kapan saja.
Tujuan dibentuknya sistem infomasi ini adalah orang tua dapat mengakses nilai  secara real time. Selain itu, tenaga pendidik dapat mengakses dan memanipulasi data secara real time. Sedangkan dari segi manfaatnya banyak sekali, misalnya orang tua dapat memantau perkembangan kapan saja dan dimana saja sehingga orang tua tahu bagaimana cara memotivasi anaknya tersebut. Dari segi tenaga pendidik, manfaat yang diperoleh adalah kemudahan dalam mengankses dan memanipulasi data. Selain itu aplikasi ini juga mengurangi tindak ketidak jujuran anak.

2.       RANCANGAN SISTEM
Desain sistem disini melibatkan dua user yaitu guru dan wali murid. User pertama yaitu guru,  ruang lingkupnya hanya sebatas melihat laporan nilai dan input mata pelajaran. Sedangkan wali murid, ruang lingkupnya sebatas mengakses database dan melihat laporan nilai anak mereka. Sistem ini dirancang dengan sifat real time. Oleh karena itu, guru maupun wali murid dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana saja. Untuk gambaran lebih jelasnya lihat gambar 2.1.

Ryan Cabrera - True

I won't talk
I won't breathe
I won't move till you finally see
that you belong with me

you might think
I don't look
but deep inside in the corner of my mind
I'm attatched to you
mmmm

I'm weak
it's true
cause I'm afraid to know the answer
do you want me too?
cause my heart keeps falling faster

[chorus]
I've waited all my life to cross this line
to the only thing thats true
so I will not hide
i'ts time to try anything to be with you
all my life I've waited
this is true

you don't know
what you do
everytime you walk into the room
I'm afraid to move

I'm weak
it's true
I'm just scared to know the ending
do you see me too?
do you even know you meant me!

[Chorus]
I've waited all my life to cross this line
to the only thing thats true
so I will not hide
its time to try anything to be with you
all my life I've waited
this is true

I know when I go
I'll be on my way to you
the way that's true

[chorus]
I've waited all my life to cross this line
to the only thing thats true
so I will not hide
its time to try anything to be with you
all my life I've waited
this is true

Jatuh Cinta Ala Anak TI

Jika cinta itu OOP,
Maka, cintaku padamu bagaikan sebuah kelas yang extend ke kelas hati. dimana kelas itu memiliki properties dengan atribute final dengan prefilages private, tidak akan berubah-ubah valuenya sampai akhir waktu.
Jika cinta itu adalah Tipe Data,
Maka, cintaku padamu adalah boolean yang akan selalu kupertahankan tetap true.
Jika cinta itu Method,
Maka, method itu adalah sebuah method yang bersifat rekursif, yang tidak akan pernah berhenti di eksekusi jika status hidupku belum mati.
Jika cinta itu Object,
maka, fungsi destroy(); object tidak akan pernah bisa dipakai. karena sudah di override dengan fungsi looping didalamnya.

Jika cinta itu Array,
maka, cintaku padamu tak pernah empty jika di unset(). 
Jika cinta itu Java,
maka, kemurnian code cinta ini melebihi kelas manapun yang pernah dibuat. kelas cintaku padamu tidak akan pernah di akses oleh kelas-kelas lain dengan cara apapun.

Jika cinta itu php,
maka, cintaku padamu tidak akan berhenti ketika seseorang asing mencoba menambahkan code die(); karena fungsi itu sudah aku hapus dari core php yang ada.
Jika cinta itu Sistem Operasi,
Maka, tak akan kubiarkan cinta ini terkena virus yang bisa mengganggu stabilitas dan eksistensinya sebagai sistem operasi yang tangguh. kalau perlu akan kugunakan sistem operasi yang kebal virus.

Jika cinta itu Algoritma,
Maka, cinta hanyalah logika.

Jika cinta itu Sequential,
Maka tidak akan ada syarat apapun didalam IF..Karena cinta itu buta..
Jika cinta itu Router,
Maka aku akan selalu masuk global conf mode untuk membuatmu tetap terconfigure.

Jika cinta itu LOOPING,
while (Love)
{
withYouForever();
protectYou();
lovingYou();
makeYouHappy();
eternalLove();
}


sumber

Intelligence

INTELLIGENCE

Nursyahira Nabilla (08650122), Suci Nur Fauziah(08650146), Shinta Rahayu E(08650153)
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrack  -Intelligence merupakan sebuah konsep yang rumit  dimana semua orang mengetahuinya
namun dalam pemahaman yang berbeda-beda dalam beberapa dimensi. Terdapat dua belas tugas yang dapat kita lakukan dengan menerapkan AI.  Desain yang berhubungan dengan AI perlu  lebih spesifik, terukur, dapat dicapai, dan lebih  lebih realistis pada object tersebut. Untuk merancang objek yang cocok, maka perlu mengusulkan disain object secara keseluruhan. Salah satu disain objek yang mungkin adalah meniru kecerdasan manusia. Selain kemampuan manusia untuk bercakap, manusia  juga memiliki kemampuan memecahkan masalah, dimana diharapka kehidupan buatan yang kita ciptakan memiliki beberapa kemampuan manusia seperti bercakap dan memcahkan  masalah.

Kata Kunci : Intelligence, Artificial Intelegence

1.  APA KECERDASAN ITU??
Intelligence atau kecerdasan adalah konsep yang rumit dimana semua orang mengetahuinya namun
dalam pemahaman yang berbeda-beda dalam beberapa dimensi. Demikian pula, peneliti AI dengan latar belakang pengetahuan teknik dan pendekatan simbolis menjelaskan kecerdasan AI akan menggunakan
bahan-bahan seperti berikut ini:
  • kapasitas untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan;
  • kemampuan untuk melakukan penalaran, dan
  • kemampuan untuk membuat keputusan dan  rencana untuk mencapai tujuan tertentu.
Peneliti AI yang lebih memilih pendekatan berbasis perilaku akan menggambarkan perilaku cerdas adalah sebagai berikut:
  • kemampuan untuk melakukan tindakan yang cerdas
  • kemampuan untuk menunjukkan pengetahuan tentang konsekuensi dari tindakannya, dan
  • kemampuan  untuk menunjukkan pengetahuan tentang bagaimana untuk mempengaruhi atau mengubah lingkungan dalam rangka untuk mengubah hasil dan mencapai tujuannya.

Jika kita berpikir dari kecerdasan menggunakan analogi pemetaan, maka kita akan mengambil kesimpulan bahwa agen cerdas adalah sebagai berikut:
  • kemampuan mewujudkan suatu, mengenali lingkungannya, baik yang nyata dan abstrak (yaitu mengenali pola-pola untuk menyediakan penyederhanaan berguna dan / atau karakteristik dari lingkungan nya);
  • kemampuan untuk menggunakan peta untuk navigasi sekitar lingkungan tersebut;
  • kemampuan untuk memperbarui peta ketika menemukan mereka tidak cocok realitas; dan
  • kemampuan untuk berkomunikasi rincian peta untuk agen lainnya.


2.  KECERDASAN TANPA REPRESENTASIDAN ALASAN 
Dalam kondisi apapun, agent tidak membutuhkan representasi eksplisit dari lingkungannya. Dan agen
tidak membutuhkan dasar pengetahuan eksplisit mengenai kondisi di sekitarnya karena agen mampu berinteraksi secara langsung dengan lingkungan tersebut.
Dalam merancangsistem AI,  kita tidak mungkin harusmelakukan semua pekerjaansendiri.  Jika kita dapat menemukancara yang tepat untukmenyiapkankondisi awaldari sistem,sistem itu sendiri akan melakukan pekerjaan untuk kita, dan melalui self-organisasi, kecerdasan  akan muncul sebagai  hasilnya. Sayangnya, meskipun ide ini sangat menarik,  tidak ada yang belum sudah tahu cara  mengatur kondisi awal yang diperlukan.

3.  APA YANG DAPAT DILAKUKAN AI DAN APA YANG TIDAK DAPAT DILAKUKAN AI
Ray Kurzweil (1990) dalam The Age of Mesin Cerdas telah membuat banyak prediksi tentang teknologi komputer dan AI secara khusus, banyak yang telah terjadi, tapi beberapa yang tidak (seperti
prediksi bahwa pada tahun 2009, pengguna akan bergantung terutama pada pengenalan suara untuk
berkomunikasi dengan PC mereka daripada menggunakan keyboard). Ini akan menjadi peristiwa
mengubah dunia mengganggu yang akan selamanya mengubah arah sejarah manusia dan akan terjadi
ketika AI melampaui manusia sebagai entitas yang paling cerdas di planet ini. Sejak saat itu,  pengembangan teknologi akan diambil alih oleh mesin, dan kita, sebagai manusia, tidak akan lagi
mampu bersaing. Hal ini sangat sulit untuk memprediksi masa depan, terutama ketika datang ke
kemajuan teknologi, dan apakah prediksi Kurzweil itu terwujud kita harus menunggu dan melihat.
Daripada memprediksi apa AI mungkin bisa mencapai di masa depan, kita malah dapat memeriksa
apa yang telah dicapai AI di masa lalu, dan juga kita lihat saat ini. Sebagai contoh, Berikut daftar dua
belas tugas yang kita dapat menerapkan AI.
1.  Memainkan permainan tenis meja yang layak. 
2.  Drive di pusat Kairo. 
3.  Membeli belanjaan mingguan di pasar atau diWeb. 
4.  Memainkan permainan yang layak dari jembatan di tingkat kompetitif. 
5.  Menemukan dan membuktikan teorema matematika. 
6.  Menulis cerita lucu. 
7.  Memberikan nasihat hukum yang kompeten di daerah khusus hukum. 
8.  Menerjemahkan bahasa Inggris ke Swedia yang diucapkan berbicara secara real time. 
9.  Melakukan operasi bedah yang kompleks. 
10.  Mengenali dan menghargai estetis Mona Lisa. 
11.  Membuat Elvis virtual. 
12.  Melakukan semua di atas.

4.  SASARAN DISAIN YANG BAGUS
Dalam  manajemen  proyek,  ada  akronim  terkenal yang digunakan  untuk memandu  kegiatan untuk
memperoleh sasaran disain  yang baik  yaitu SMARTER. Berikut singkatannya:
HURUF  Mayor Atribut Minor Atribut
S  Specific  Penting, sederhana
M  Measurable  Bermakna, motivasional, dapat diatur
A  Achievable    Dapat dicapai, disetujui, cocok, 
R  Realistic    Bersangkut-paut, berorientasi pada hasil, 
T  Time-bound  Jangka waktu, tepat waktu, dijadwalkan
E    Menyenangkan, dievaluasi, etis
R    Direkam, memberi manfaat

Disain yang berhubungan dengan Artificial Intelligence maka perlu yang  lebih spesifik, terukur, dapat dicapai,  dan  lebih  lebih  realistis  pada object tersebut.

5.  BEBERAPA OBJECT DISAIN PADA ARTIFICIAL INTELLIGENCE
Untuk merancang objek yang cocok, maka perlu mengusulkan disain object secara keseluruhan. Salah
satu disain objek yang mungkin adalah meniru kecerdasan manusia. Tujuan dengan dibuatnya sistem
ini adalah dapat membangun sebuah objek  yang cerdas yang mungkin membantu dalam beberapa hal. 
Desain  untuk sistem  Artificial Intelligence  antara lain:
a.  Design Principle 1:  Sistem AI seharusnya sistem yang berorientasi agent
b.  Design Goal 1: Sistem AI seharusnya meniru kecerdasan manusia
c.  Design Objective 1.1: Sistem AI seharusnya bertindak dengan cara berpengetahuan
d.  Design Objective 1.2: Sistem AI seharusnya bertindak cerdas
e.  Design Objective 1.3: Sistem AI seharusnya bertindak rasional.
f.  Design Objective 1.4: Sistem AI seharusnya bertindak sendiri
g.  Design Objective 1.5:  Sistem AI seharusnya berfikir
h.  Design Objective 1.6: Sistem AI seharusnya bertindak seolah-olah sadar.
Desain Object untuk Agent Dipercaya, maka harus memenuhi hal-hal berikut:
a.  Design  Object 2.1:Sebuah sistem  AI  harus lulus  tes  kepercayaan untuk bertindak dalam cara yang berpengetahuan: ia  tidak hanya harus memiliki kemampuan untuk memperoleh pengetahuan, tetapi juga  harus bertindak  secara  luas,  dengan memamerkan pengetahuan  - dari dirinya sendiri, agen  lain, dan lingkungan  -  dan  menunjukkan  pemahaman pengetahuan itu. 
b.  Design Object 2.2: Sebuah sistem  AI  harus lulus  tes  kepercayaan untuk bertindak  dalam cara yang  cerdas dan penalaran.  Ini  harus dapat memecahkan masalah untuk dirinya sendiri,  melalui pengamatan  dan pembelajaran,  dan  melalui  penalaran.  Ini  juga harus mampu menerapkan solusi dari satu domain masalah yang lain tanpa menunjukkan bagaimana melakukannya.
c.  Design Object 2.3: Sebuah sistem AI harus lulus tes kepercayaan untuk bertindak dalam cara yang rasional: pertama, dengan memastikan kesempatan terbaik untuk bertahan hidup dari dirinya sendiri dan
keluarga sendiri atau orang lain dari jenisnya, kedua, dengan berbagi pengetahuan yang telah diperoleh dengan agen lainnya, dan ketiga, dengan memilih untuk bertindak sesuai dengan preferensi sendiri pribadi.
d.  Design Object  2.4: Sebuah sistem  AI  harus lulus  Test  Cermin  dan menguji kepercayaan untuk bertindak sebagai jika sadar diri.
e.  Design Object  2.5: Sebuah sistem  AI  harus lulus  tes  kepercayaan untuk bertindak sebagai jika berpikir dan sadar.
f.  Design Object  2.6: Sebuah sistem  AI  harus lulus  Tes Turing  untuk intelijen.  Pemikiran  untuk menguji  rasionalitas, perhatian dan kesadaran.

6.  MENUJU AGEN TERPERCAYA
Jika tujuan kita untuk menciptakan sebuah sistem yang memenuhi kriteria kepercayaan, maka dapat
dilanjutkan dengan mengikut apa yang disebut “artificial life path” untuk mencapai tujuan. Dalam
pendekatan ini, tujuannya adalah untuk menciptakan kehidupan buatan dari meningkatnya kompleksitas
dan realisme, baik nyata (misal robot) atau virtual (makhluk virtual). Joseph Weinzenbaum merancang agen percakapan pertama yang disebut Eliza pada  pertengahan  1960-an,  dia  digambarkan sebagai sebuah  tiruan dari seorang psikoterapis  Rogerian.  Tidak lama setelah itu,  Kenneth  Colby  menemuka   agen percakapan lain yang  disebut Parry pada tahun 1972 yang disimulasikan  penderita skizofrenia paranoid.  Model NetLogo ChatBot menunjukkan bagaimana mudahnya untuk membuat percakapan agen sederhana seperti Eliza dan Parry. 
Lihatlah aturan yang menunjukkan bagaimana ekspresi reguler         didefinisikan. Aturan pertama
memiliki teks sederhana string "hello" sebagai ekspresi reguler tanpa karakter khusus dengan makna
yang spesifik (ini disebut 'karakter meta'). Dalam kasus ini, aturan tersebut hanya akan cocok ketika
pengguna memasukkan teks yang tepat string "hello". Tanggapan dari ChatBot adalah memberi
salah satu jawaban yang dipilih secara acak dari daftar berikut: "Siapa Anda?"," Mengapa Anda
berbicara kepada saya?", "Apa yang kau inginkan? "dan" Bagaimana kau tahu aku?". Para aturan kedua
juga memiliki ekspresi reguler tanpa karakter meta. Ini hanya akan cocok dengan string “Bye” dan
merespon dengan baik “bye” atau “yeah bye”. Aturan ketiga menggunakan ekspresi reguler dengan meta karakter tunggal  "?" yang berarti bahwa karakter sebelumnya adalah opsional, maka baik ejaan
Amerika dan ejaan Inggris dari kata yang sama, "color" dan "colour", akan cocok. Aturan  keempat
menggunakan ekspresi reguler "(\  \ w +) @ (\  \ w +\ \.) (\  \ w +) (\  \.  \  \ w +) *" untuk  mendeteksi ketika pengguna telah mengetik username (sesuatu dengan karakter '@', beberapa penuh berhenti '.' dan intervensi urutan yang sering digunakan di seluruh aturan. Urutan meta ini akan cocok dengan setiap urutan intervensi karakter. Oleh karena itu, aturan tertentu akan cocok dengan pernyataan “Apakah anda bot?” Dimana string “Apakah anda” cocok dengan urutan meta pertama, dan” ”?” cocok dengan urutan meta kedua cara ekspresi reguler bekerja juga akan mengartikan bahwa aturan ini juga akan cocok dengan masukan pengguna seperti “Saya seorang bot juga”, “Aku tidak suka bot”, “-bot-” dan “=bot?”. Ini menunjukkan bagaiman menggunakan ekspresi reguler dapat menjadi kutukan dan berkah. Dikatakan kutukan bila terlalu banyak string yang kita tidak ingin   dicocokkan, dan dikatakan  berkah karena kita dapat menentukan berbagai string tak terbatas hanya
dengan beberapa karakter meta. Kode yang mendefinisikan apa yang  terjadi ketika tombol ditekan chatting di Interface tercantum dalam NetLogo Kode 10.2.

 7.  MENUJU KOMPUTER DENGAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH
Kemampuan bercakap hanya salah satu bahan dari kecerdasan manusia. Bahan lain yang penting adalah
kemampuan  memecahkan masalah. Manusia memiliki kemampuan yang unik untuk memecahkan
masalah.  Untuk ilustrasi, mari  kita memeriksa tujuh masalah yang membutuhkan kecerdasan untuk solusi mereka: 
1.  Mencari solusi yang lebih baik.
2.  Mewakili pengetahuan
3.  Memelihara percakapan dengan manusia
4.  Membuat kehidupan buatan
5.  Membuat kecerdasan buatan.
6.  Membuat aliran air menanjak.
7.  Mencari metode umum pemecahan masalahyang dapat diterapkan untuk semua masalah ini.

8.  KESIMPULAN
Bahwa sistem AI masa depan akan  melakukan pekerjaan untuk kami.  Atau jika kita dapat
membangun sistem AI dengan pemecahan masalah serupa kemampuan untuk manusia, sistem bisa
menemukan cara untuk memecahkan masalah bagi kami, karena akan memiliki kemampuan untuk
menghasilkan dan menguji  solusi lebih cepat dari yang kita bisa. Kemungkinan baik, bagaimanapun,
membutuhkan beberapa terobosan besar sebelum mereka dapat direalisasikan. Sebuah  ringkasan dari  konsep-konsep penting  yang harus dipelajari dari bab ini adalah sebagai berikut:
-  Ada banyak cara untuk menerapkan kecerdasan yang berbeda
-  Kemampuan percakapan (chatting) adalah unsur penting untuk kecerdasan.
-  Kemampuan memecahkan masalah adalah unsur terpenting dalam kecerdasan
-  Object SMARTER pertama kali dibutuhkan ketika mendisain system AI
-  Sistem AI yang mulai menghasilkan hasil yang sangat baik  di banyak bidang,  tetapi untuk masih ada  banyak  pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang kompetitif bagi manusia.
-  Kepercayaan  diusulkan  sebagai kriteria  untuk pengujian AI dalam lingkungan virtual.

9.  DAFTAR PUSTAKA
William John Teahan.  “Artificial Intelligence- Agent Behaviour”. 2010. Hal 199-231

MANAGEMENT INPUT/OUTPUT DAN PENJADWALAN DISK


A. Klasifikasi Perangkat I/O
Pengolahan Perangkat Input/Output merupakan pengolahan perangkat lunak yang mengatasi penggunaan perangkat masukan dan keluaran. Pengelolaan perangkat I/O merupakan aspek perancangan sistem operasi yang terluas karena beragamnya peralatan dan begitu banyaknya aplikasi dari peralatan-peralatan itu.
Manajemen I/O mempunyai fungsi, di antaranya:
·                 Mengirim perintah ke perangkat I/O agar menyediakan layanan.
·                 Menangani interupsi peralatan I/O
·                 Menangani kesalahan pada peralatan I/O
·                 Memberi interface ke pemakai.
Berdasarkan sasaran komunikasi, klasifikasi perangkat I/O atau divice dibagi menjadi beberapa tipe. Tipe-tipe device secara umum dibagi menjadi device penyimpanan (disk, tape), transmission, device (peralatan yang cocok untuk komunikasi dengan peralatan-peralatan jarak jauh seperti modem) dan human-interface device (Peralatan yang terbaca oleh manusia seperti keyboard, mouse). Device- device tersebut dikontrol oleh instruksi I/O. Alamat-alamat yang dimiliki oleh device akan digunakan oleh direct I/O instruction dan memory-mapped I/O .
Klasifikasi lain yang dapat dilakukan terhadap peralatan I/O adalah berdasarkan unit transfer yang dilakukan perangkat I/O, yaitu sbb:
a)     Perangkat berorientasi blok (block-oriented devices) Peralatan mentransfer dari dan ke  peralatan dengan satuan transfer adalah satu blok (sekumpulan karakter) yant telah ditentukan.
b)     Perangkat berorientasi aliran karakter (character-oriented devices) Peralatan mentransfer dari dan ke peralatan berupa aliran karakter.



B.  Teknik Pengoperasian Perangkat I/O
  Teknik Pengoperasian Perangkat I/O meliputi:
1)    Perangkat I/O terprogram (programmed I/O)
Merupakan perangkat I/O komputer yang dikontrol oleh program. Contohnya, perintah mesin in, out, move. Perangkat I/O terprogram tidak sesuai, untuk pengalihan data dengan kecepatan tinggi karena dua alasan yaitu:
Ø  Memerlukan overhead (ongkos) yang tinggi, karena beberapa perintah program
harus dieksekusi untuk setiap kata data yang dialihkan antara peralatan eksternal dengan memori utama.
Ø   Banyak peralatan periferal kecepatan tinggi memiliki mode operasi sinkron,
yaitu pengalihan data dikontrol oleh clock frekuensi tetap, tidak tergantung
CPU.
2)   Perangkat berkendalikan interupsi (Interrupt I/O)
Interupsi lebih dari sebuah mekanisme sederhana untuk mengkoordinasi pengalihan I/O. Konsep interupsi berguna di dalam sistem operasi dan pada banyak aplikasi kontrol di mana pemrosesan rutin tertentu harus diatur dengan seksama,
a. Mekanisme Dasar Interupsi
 Ketika CPU mendeteksi bahwa sebuah controller telah mengirimkan sebuah sinyal ke interrupt request line (membangkitkan sebuah interupsi), CPU kemudian menjawab interupsi tersebut (juga disebut menangkap interupsi)dengan menyimpan beberapa informasi mengenai state terkini CPU --contohnya nilai instruksi pointer, dan memanggil interrupt handler agar handler tersebut dapat melayani controller atau alat yang mengirim interupsi tersebut.

b.  Fitur Tambahan pada Komputer Modern

 Pada arsitektur komputer modern, 3 fitur disediakan oleh CPU dan interrupt controller (pada perangkat keras) untuk dapat menangani interrupsi dengan lebih bagus. Fitur-fitur ini antara lain adalah kemampuan menghambat sebuah proses interrupt handling selama prosesi berada dalam critical state, efisiensi penanganan interupsi sehingga tidak perlu dilakukan polling untuk mencari device yang mengirimkan interupsi, dan fitur yang ketiga adalah adanya sebuah konsep multilevel interupsi sedemikian rupa sehingga terdapat prioritas dalam penanganan interupsi (diimplementasikan dengan interrupt priority level system) .

c.  Interrupt Request Line

 Pada peranti keras CPU terdapat kabel yang disebut interrupt request line , kebanyakan CPU memiliki dua macam interrupt request line , yaitu nonmaskable interrupt dan maskable interrupt. Maskable interrupt dapat dimatikan / dihentikan oleh CPU sebelum pengeksekusian deretan critical instruction (critical instruction sequence) yang tidak boleh diinterupsi. Biasanya, interrupt jenis ini digunakan oleh device controller untuk meminta pelayanan CPU.

d.  Interrupt Vector dan Interrupt Chaining

 Sebuah mekanisme interupsi akan menerima alamat interrupt handling routine yang spesifik dari sebuah set, pada kebanyakan arsitektur komputer yang ada sekarang ini, alamat ini biasanya berupa sekumpulan bilangan yang menyatakan offset pada sebuah tabel (biasa disebut interrupt vector ).Tabel ini menyimpan alamat- alamat interrupt handler spesifik di dalam memori. Keuntu ngan dari pemakaian vektor adalah untuk mengura ngi kebutuhan akan sebuah interrupt handler yang harus men cari semua kemungkinan sumber interupsi untuk menemukan pengirim interupsi.
 Akan tetapi, interrupt vector memiliki hambatan karena pada kenyataannya, komputer yang ada memiliki device (dan interrupt handler ) yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah alamat pada interrupt vector. Karena itulah, digunakanlah teknik interrupt chaining dimana setiap elemen dari interrupt vector menunjuk / merujuk pada elemen pertama dari sebuah daftar interrupt handler. Dengan teknik ini, overhead yang dihasilkan oleh besarnya ukuran tabel dan inefisiensi dari penggunaan sebuah interrupt handler (fitur pada CPU yang telah disebutkan sebelumnya) dapat dikurangi, sehingga keduanya menjadi kurang lebih seimbang.

e.  Penyebab Interupsi

 Interupsi dapat disebabkan berbagai hal, antara lain exception,page fault , interupsi yang diki- rimkan oleh device controllers , dan system call .Exception adalah suatu kondisi dimana terjadi sesuatu / dari sebuah operasi didapat hasil tertentu yang dianggap khusus sehingga harus mendapat perhatian lebih, contoh nya pembagian dengan 0 (nol), pengaksesan alamat memori yang restricted atau bahkan tidak valid, dan lain-lain. System call adalah sebuah fungsi pada aplikasi (perangkat lunak) yang dapat mengeksekusikan instruksi khusus berupa software interrupt atau trap.
3)   DMA (Direct Memory Address)
Merupakan suatu pendekatan alternatif yang digunakan sebagai unit pengaturan khusus yang disediakan untuk memungkinkan pengalihan blok data secara langsung antara peralatan eksternal dan memori utama tanpa intervensi terus menerus oleh CPU.

a.     Transfer DMA

 Untuk memulai sebuah transfer DMA, host akan menuliskan sebuah DMA command block yang berisi pointer yang menunjuk ke sumber transfer, pointer yang menunjuk ke tujuan / destinasi transfer, dan jumlah byte yang ditransfer, ke memori. CPU kemudian menuliskan alamat command block ini ke DMA controller, sehingga DMA controller dapat kemudian mengoperasikan bus memori secara langsung dengan menempatkan alamat-alamat pada bus tersebut untuk melakukan trans fer tanpa bantuan CPU.
 Tiga Langkah Dalam Transfer DMA :
   1.  Prosesor menyiapkan DMA transfer dengan menyedia  kan data-data dari device  , operasi yang akan  ditampilkan, alamat memori yang menjadi sumber  dan tujuan data, dan banyaknya byte yang di  transfer. 
   2.  DMA controller  memulai operasi (menyiapkan bus,  menyediakan alamat, menulis dan membaca data),  sampai seluruh blok sudah di transfer. 
   3.  DMA controller  meng-interupsi prosesor, dimana  selanjutnya akan ditentukan tindakan berikutnya. 

 Pada dasarnya, DMA mempunyai dua metode yang berbeda dalam mentransfer data. Metode yang pertama adalah metode yang sangat baku dan simple disebut HALT, atau Burst Mode DMA, karena DMA controller memegang kontrol dari sistem bus dan men-transfer semua blok data ke atau dari memori pada single burst . Selagi transfer masih dalam progres, sistem mikroprosessor di-set idle, tidak melakukan instruksi operasi untuk menjaga internal register. Tipe operasi DMA seperti ini ada pada kebanyakan komputer.
 Metode yang kedua, mengikutsertakan DMA controller untuk memegang kontrol dari sistem bus untuk jangka waktu yang lebih pendek pada periode dimana mikroprosessor sibuk dengan operasi internal dan tidak membutuhkan akses ke sistem bus. Metode DMA ini disebut cycle stealing mode . Cycle stealing DMA lebih kompleks untuk diimplementasikan dibandingkan HALT DMA, karena DMA controller harus mempunyai kepintaran untuk merasakan waktu pada saat sistem bus terbuka.

b.       Handshaking

 Proses handshaking antara DMA controller dan device controller dilakukan melalui sepasang kabel yang disebut DMA- request dan DMA- acknowledge. Device controller mengirimkan sinyal melalui DMA- request ketika akan mentransfer data sebanyak satu word . Hal ini kemudian akan mengakibatkan DMA controller memasukkan alamat- alamat yang dinginkan ke kabel alamat memori, dan mengirimkan sinyal melalui kabel DMA- acknowledge. Setelah sinyal melalui kabel DMA- acknowledge diterima, device controller mengirimkan data yang dimaksud dan mematikan sinyal pada DMA-request .
 Hal ini berlangsung berulang-ulang sehingga disebut handshaking . Pada saat DMA controller mengambil alih memori, CPU sementara tidak dapat mengakses memori (dihalangi), walaupun masih dapat mengaksees data pada cache primer dan sekunder. Hal ini disebut cycle stealing, yang walaupun memperlambat komputasi CPU, tidak menurunkan kinerja karena memindahkan pekerjaan data transfer ke DMA controller meningkatkan performa sistem secara keseluruhan.

c.     Cara-cara Implementasi DMA

 Dalam pelaksanaannya, beberapa komputer menggunakan memori fisik untuk proses DMA , sedangkan jenis komputer lain menggunakan alamat virtual dengan melalui tahap "penerjemahan" dari alamat memori virtual menjadi alamat memori fisik, hal ini disebut direct virtual-memory address atau DVMA. Keuntungan dari DVMA adalah dapat mendukung transfer antara dua memory mapped device tanpa intervensi CPU.

C.   Penanganan Permintaan I/O

 Sistem Operasi yang modern mendapatkan fleksibilitas yang signifikan dari tahapan-tahapan tabel lookup di jalur diantara permintaan dan physical device controller. Kita dapat mengenalkan devicedan driver baru ke komputer tanpa harus meng-compile ulang kernelnya. Sebagai fakta, ada beberapa sistem operasi yang mampu untuk me-load device drivers yang diinginkan. Pada waktu boot, sistem mula-mula meminta bus piranti keras untuk menentukan device apa yang ada, kemudian sistem me-load ke dalam driver yang sesuai; baik sesegera mungkin, maupun ketika diperlukan oleh sebuah permintaan I/O.
 Sistem V UNIX mempunyai mekanisme yang menarik, yang disebut streams, yang membolehkan aplikasi untuk men-assemble pipeline dari kode driver secara dinamis. Sebuah stream adalah sebuah koneksi full duplex antara sebuah device driver dan sebuah proses user-level. Stream terdiri atas sebuah stream head yang merupakan antarmuka dengan user process, sebuah driver end yang mengontrol device, dan nol atau lebih stream modules diantara mereka. Modules dapat didorong ke stream untuk menambah fungsionalitas di sebuah layered fashion. Sebagai gambaran sederhana, sebuah proses dapat membuka sebuah alat port serial melalui sebuah stream, dan dapat mendorong ke sebuah modul untuk memegang edit input. Stream dapat digunakan untuk interproses dan komunikasi jaringan. Faktanya, di Sistem V, mekanisme soket diimplementasikan dengan stream.
 Berikut dideskripsikan sebuah lifecycle yang tipikal dari sebuah permintaan pembacaan blok.
1.    Sebuah proses mengeluarkan sebuah blocking read  system call ke sebuah file deskriptor dari berkas  yang telah dibuka sebelumnya. 
2.    Kode system-call di kernel mengecek  parameter untuk kebenaran. Dalam kasus input, jika data telah  siap di buffer cache, data akan dikembalikan ke proses dan  permintaan I/O diselesaikan. 
3.    Jika data tidak berada dalam buffer cache  , sebuah physical I/O  akan bekerja, sehingga proses akan dikeluarkan dari antrian jalan  (run queue) dan diletakkan di antrian  tunggu (wait queue) untuk alat, dan  permintaan I/O pun dijadwalkan.  Pada akhirnya, subsistem I/O  mengirimkan permintaan ke device driver.  Bergantung pada sistem operasi, permintaan dikirimkan melalui  call subrutin atau melalui pesan  in-kernel. 
4.    Device driver mengalokasikan ruang  buffer pada kernel untuk menerima  data, dan menjadwalkan I/O. Pada  akhirnya, driver mengirim perintah  ke device controller dengan menulis  ke register device control. 
5.    Device controller mengoperasikan  piranti keras device untuk melakukan  transfer data. 
6.    Driver dapat menerima status dan  data, atau dapat menyiapkan transfer DMA ke memori kernel. Kita  mengasumsikan bahwa transfer diatur oleh sebuah DMA  controller, yang meggunakan interupsi ketika trans-  fer selesai. 
7.    Interrupt handler yang sesuai mene-  rima interupsi melalui tabel vektor-interupsi, menyimpan sejumlah  data yang dibutuhkan, menandai device driver  , dan kembali dari interupsi. 
8.    Device driver menerima tanda,  menganalisa permintaan I/O mana yang  telah diselesaikan, menganalisa status permintaan, dan menandai  subsistem I/O kernel yang  permintaannya telah terselesaikan. 
9.    Kernel mentransfer data atau mengembalikan kode ke ruang alamat  dari proses permintaan, dan memindahkan proses dari antrian tunggu  kembali ke antrian siap. 
10.     Proses tidak diblok ketika dipindahkan ke antrian siap. Ketika  penjadwal (scheduler) mengembalikan  proses ke CPU, proses meneruskan eksekusi pada penyelesaian dari  system call. 



D.    Struktur Disk

 Disk menyediakan penyimpanan sekunder bagi sistem komputer modern. Magnetic tape sebelumnya digunakan sebagai media penyimpanan sekunder, tetapi waktu aksesnya lebih lambat dari disk. Oleh karena itu, sekarang tape digunakan terutama untuk backup ,untuk penyimpanan informasi yang tidak sering, sebagai media untuk mentransfer infromasi dari satu sistem ke sistem yang lain, dan untuk menyimpan sejumlah data yang terlalu besar untuk sistem disk.
 Disk drive modern dialamatkan sebagai suatu array satu dimensi yang besar dari blok lojik, dimana blok lojik merupakan unit terkecil dari transfer. Ukuran dari blok lojik biasanya adalah 512 bytes , walaupun sejumlah disk dapat diformat di level rendah (low level formatted) untuk memilih sebuah ukuran blok lojik yang berbeda, misalnya 1024 bytes.
 Array satu dimensi dari blok lojik dipetakan ke bagian dari disk secara sekuensial. Sektor 0 adalah sektor pertama dari trek pertama di silinder paling luar (outermost cylinder ). Pemetaan kemudian memproses secara berurutan trek tersebut, kemudian melalui trek selanjutnya di silinder tersebut, dan kemudian sisa silinder dari yang paling luar sampai yang paling dalam.
 Dengan menggunakan pemetaan, kita dapat -minimal dalam teori- mengubah sebuah nomor blok logikal ke sebuah alamat disk yang bergaya lama (old-style disk address) yang terdiri atas sebuah nomor silinder, sebuah nomor trek di silinder tersebut, dan sebuah nomor sektor di trek tersebut. Dalam prakteknya, adalah sulit untuk melakukan translasi ini, dengan 2 alasan. Pertama, kebanyakan disk memiliki sejumlah sektor yang rusak, tetapi pemetaan menyembunyikan hal ini dengan mensubstitusikan dengan sektor yang dibutuhkan dari mana-mana di dalam disk. Kedua, jumlah dari sektor per trek tidaklah konstan. Semakin jauh sebuah trek dari tengah disk, semakin besar panjangnya, dan juga semakin banyak sektor yang dipunyainya. Oleh karena itu,disk modern diatur menjadi zona-zona silinder. Nomor sektor per trek adalah konstan dalam sebuah zona. Tetapi seiring kita berpindah dari zona dalam ke zona luar, nomor sektor per trek bertambah. Trek di zona paling luar tipikalnya mempunyai 40 persen sektor lebih banyak daripada trek di zona paling dalam.
 Nomor sektor per trek telah meningkat seiring dengan peningkatan teknologi disk, dan adalah lazim untuk mempunyai lebih dari 100 sektor per trek di zona yang lebih luar dari disk. Dengan analogi yang sama, nomor silinder per disk telah meningkat, dan sejumlah ribuan silinder adalah tak biasa.

E.  Penjadwalan Disk

 Salah satu tanggung jawab sistem operasi adalah menggunakan hardware dengan efisien. Khusus untuk disk drives, efisiensi yang dimaksudkan di sini adalah dalam hal waktu akses yang cepat dan aspek bandwidth disk. Waktu akses memiliki dua komponen utama yaitu waktu pencarian dan waktu rotasi disk. Waktu pencarian adalah waktu yang dibutuhkan disk arm untuk menggerakkan head ke bagian silinder disk yang mengandung sektor yang diinginkan. Waktu rotasi disk adalah waktu tambahan yang dibutuhkan untuk menunggu rotasi atau perputaran disk, sehingga sektor yang diinginkan dapat dibaca oleh head. Pengertian Bandwidth adalah total jumlah bytes yang ditransfer dibagi dengan total waktu antara permintaan pertama sampai seluruh bytes selesai ditransfer. Untuk meningkatkan kecepatan akses dan bandwidth, kita dapat melakukan penjadwalan pelayanan atas permintaan I/O dengan urutan yang tepat.
 Sebagaimana kita ketahui, jika suatu proses membutuhkan pelayanan I/O dari atau menuju disk, maka proses tersebut akan melakukan system call ke sistem operasi. Permintaan tersebut membawa informasi-informasi antara lain:
  1. Apakah operasi input atau output
  2. Alamat disk untuk proses tersebut
  3. Alamat memori untuk proses tersebut
  4. Jumlah bytes yang akan ditransfer
 Jika disk drive beserta controller tersedia untuk proses tersebut, maka proses akan dapat dilayani dengan segera. Jika ternyata disk drive dan controller tidak tersedia atau sedang sibuk melayani proses lain, maka semua permintaan yang memerlukan pelayanan disk tersebut akan diletakkan pada suatu antrian penundaan permintaan untuk disk tersebut. Dengan demikian, jika suatu permintaan telah dilayani, maka sistem operasi memilih permintaan tertunda dari antrian yang selanjutnya akan dilayani.

a)   Penjadwalan FCFS

 Bentuk paling sederhana dalam penjadwalan disk adalah dengan sistem antrian (queue) atau First-come first-served (FCFS). Algoritma ini secara intrinsik bersifat adil, tetapi secara umum algoritma ini pada kenyataannya tidak memberikan pelayanan yang paling cepat. Sebagai contoh, antrian permintaan pelayanan disk untuk proses I/O pada blok dalam silinder adalah sebagai berikut: 98, 183, 37, 122, 14, 124, 65, 67. Jika head pada awalnya berada pada 53, maka head akan bergerak dulu dari 53 ke 98, kemudian 183, 37, 122, 14, 124, 65, dan terakhir 67, dengan total pergerakan head sebesar 640 silinder.
 Permasalahan dengan menggunakan penjadwalan jenis ini dapat diilustrasikan dengan pergerakan dari 122 ke 14 dan kembali lagi ke 124. Jika permintaan terhadap silinder 37 dan 14 dapat dikerjakan/dilayani secara bersamaan, baik sebelum maupun setelah permintaan 122 dan 124, maka pergerakan total head dapat dikurangi secara signifikan, sehingga dengan demikian pendayagunaan akan meningkat.

b.   Penjadwalan SSTF

 Sangat berasalasan jika kita menutup semua pelayanan pada posisi head saat ini, sebelum menggerakkan head ke tempat lain yang jauh untuk melayani suatu permintaan. Asumsi ini mendasari algoritma penjadwalan kita yang kedua yaitu shortest-seek-time-first (SSTF). Algoritma ini memilih permintaan dengan berdasarkan waktu pencarian atau seek time paling minimum dari posisi head saat itu. Karena waktu pencarian meningkat seiring dengan jumlah silinder yang dilewati oleh head, maka SSTF memilih permintaan yang paling dekat posisinya di disk terhadap posisi head saat itu.
 Perhatikan contoh antrian permintaan yang kita sajikan pada penjadwalan FCFS, permintaan paling dekat dengan posisi head saat itu (53) adalah silinder 65. Jika kita penuhi permintaan 65, maka yang terdekat berikutnya adalah silinder 67. Dari 67, silinder 37 letaknya lebih dekat ke 67 dibandingkan silinder 98, jadi 37 dilayani duluan. Selanjutnya, dilanjutkan ke silinder 14, 98, 122, 124, dan terakhir adalah 183. Metode penjadwalan ini hanya menghasilkan total pergerakan head sebesar 236 silinder -- kira-kira sepertiga dari yang dihasilkan penjadwalan FCFS. Algoritma SSTF ini memberikan peningkatan yang cukup signifikan dalam hal pendayagunaan atau performance sistem.
 Penjadwalan SSTF merupakan salah satu bentuk dari penjadwalan shortest-job-first (SJF), dan karena itu maka penjadwalan SSTF juga dapat mengakibatkan starvation pada suatu saat tertentu. Kita ketahui bahwa permintaan dapat datang kapan saja. Anggap kita memiliki dua permintaan dalam antrian, yaitu untuk silinder 14 dan 186. Selama melayani permintaan 14, kita anggap ada permintaan baru yang letaknya dekat dengan 14. Karena letaknya lebih dekat ke 14, maka permintaan ini akan dilayani dulu sementara permintaan 186 menunggu gilirannya. Jika kemudian berdatangan lagi permintaan-permintaan yang letaknya lebih dekat dengan permintaan terakhir yang dilayani jika dibandingkan dengan 186, maka permintaan 186 bisa saja menunggu sangat lama. Kemudian jika ada lagi permintaan yang lebih jauh dari 186, maka juga akan menunggu sangat lama untuk dapat dilayani.
 Walaupun algoritma SSTF secara substansial meningkat jika dibandingkan dengan FCFS, tetapi algoritma SSTF ini tidak optimal. Seperti contoh diatas, kita dapat menggerakkan head dari 53 ke 37, walaupun bukan yang paling dekat, kemudian ke 14, sebelum menuju 65, 67, 98, 122, dan 183. Strategi ini dapat mengurangi total gerakan head menjadi 208 silinder.

c.     Penjadwalan SCAN

 Pada algoritma SCAN, pergerakan disk arm dimulai dari salah satu ujung disk, kemudian bergerak menuju ujung yang lain sambil melayani permintaan setiap kali mengunjungi masing-masing silinder. Jika telah sampai di ujung disk, maka disk arm bergerak berlawanan arah, kemudian mulai lagi melayani permintaan-permintaan yang muncul. Dalam hal ini disk arm bergerak bolak-balik melalui disk.
 Kita akan menggunakan contoh yang sudah dibarikan diatas. Sebelum melakukan SCAN untuk melayani permintaan-permintaan 98, 183, 37, 122, 14, 124, 65, dan 67, kita harus mengetahui terlebih dahulu pergerakan head sebagai langkah awal dari 53. Jika disk arm bergerak menuju 0, maka head akan melayani 37 dan kemudian 14. Pada silinder 0, disk arm akan bergerak berlawanan arah dan bergerak menuju ujung lain dari disk untuk melayani permintaan 65, 67, 98, 122, 124, dan 183. Jika permintaan terletak tepat pada head saat itu, maka akan dilayani terlebih dahulu, sedangkan permintaan yang datang tepat dibelakang head harus menunggu dulu head mencapai ujung disk, berbalik arah, baru kemudian dilayani.
 Algoritma SCAN ini disebut juga algoritma lift/elevator, karena kelakuan disk arm sama seperti elevator dalam suatu gedung, melayani dulu orang-orang yang akan naik ke atas, baru kemudian berbalik arah untuk melayani orang-orang yang ingin turun ke bawah.
 Kelemahan algoritma ini adalah jika banyak permintaan terletak pada salah satu ujung disk, sedangkan permintaan yang akan dilayani sesuai arah arm disk jumlahnya sedikit atau tidak ada, maka mengapa permintaan yang banyak dan terdapat pada ujung yang berlawanan arah dengan gerakan disk arm saat itu tidak dilayani duluan? Ide ini akan mendasari algoritma penjadwalan berikut yang akan kita bahas.

d.    Penjadwalan C-SCAN

 Circular-SCAN adalah varian dari algoritma SCAN yang sengaja didesain untuk menyediakan waktu tunggu yang sama. Seperti halnya SCAN, C-SCAN akan menggerakkan head dari satu ujung disk ke ujung lainnya sambil melayani permintaan yang terdapat selama pergerakan tersebut. Tetapi pada saat head tiba pada salah satu ujung, maka head tidak berbalik arah dan melayani permintaan-permintaan, melainkan akan kembali ke ujung disk asal pergerakannya. Jika head mulai dari ujung 0, maka setelah tiba di ujung disk yang lainnya, maka head tidak akan berbalik arah menuju ujung 0, tetapi langsung bergerak ulang dari 0 ke ujung satunya lagi.

e.     Penjadwalan LOOK

 Perhatikan bahwa SCAN dan C-SCAN menggerakkan disk arm melewati lebar seluruh disk. Pada kenyataanya algoritma ini tidak diimplementasikan demikian (pergerakan melewati lebar seluruh disk). Pada umumnya, arm disk bergerak paling jauh hanya pada permintaan terakhir pada masing-masin arah pergerakannya. Kemudian langsung berbalik arah tanpa harus menuju ujung disk. Versi SCAN dan C-SCAN yang berprilaku seperti ini disebut LOOK SCAN dan LOOK C-SCAN, karena algoritma ini melihat dulu permintaan-permintaan sebelum melanjutkan arah pergerakannya.

f.      Pemilihan Algoritma Penjadwalan Disk

 Dari algoritma-algoritma diatas, bagaimanakah kita memilih algoritma terbaik yang akan digunakan? SSTF lebih umum dan memiliki prilaku yang lazim kita temui. SCAN dan C-SCAN memperlihatkan kemampuan yang lebih baik bagi sistem yang menempatkan beban pekerjaan yang berat kepada disk, karena algoritma tersebut memiliki masalah starvation yang paling sedikit. Untuk antrian permintaan tertentu, mungkin saja kita dapat mendefinisikan urutan akses dan pengambilan data dari disk yang optimal, tapi proses komputasi membutuhkan penjadwalan optimal yang tidak kita dapatkan pada SSTF atau SCAN.
 Dengan algoritma penjadwalan yang manapun, kinerja sistem sangat tergantung pada jumlah dan tipe permintaan. Sebagai contoh, misalnya kita hanya memiliki satu permintaan, maka semua algoritma penjadwalan akan dipaksa bertindak sama, karena algoritma-algoritma tersebut hanya punya satu pilihan dari mana menggerakkan disk head: semuanya berprilaku seperti algoritma penjadwalan FCFS.
 Perlu diperhatikan pula bahwa pelayanan permintaan disk dapat dipengaruhi pula oleh metode alokasi file. Sebuah program yang membaca alokasi file secara terus menerus mungkin akan membuat beberapa permintaan yang berdekatan pada disk, menyebabkan pergerakan head menjadi terbatas. File yang memiliki link atau indeks, dilain pihak, mungkin juga memasukkan blok-blok yang tersebar luas pada disk, menyebabkan pergerakan head yang sangat besar.
 Lokasi blok-blok indeks dan directory juga tidak kalah penting. Karena file harus dibuka sebelum digunakan, proses pembukaan file membutuhkan pencarian pada struktur directory, dengan demikian directory akan sering diakses. Kita anggap catatan directory berada pada awal silinder, sedangkan data file berada pada silinder terakhir. Pada kasus ini, disk head harus bergerak melewati sepanjang lebar disk. Membuat tempat penyimpanan sementara dari blok-blok indeks dan directory ke dalam memori dapat membantu mengurangi pergerakan disk arm, khususnya untuk permintaan membaca disk.
 Karena kerumitan inilah, maka algoritma penjadwalan disk harus ditulis dalam modul terpisah dari sistem operasi, jadi dapat saling mengganti dengan algoritma lain jika diperlukan. Baik SSTF maupun LOOK keduanya merupakan pilihan yang paling masuk akal sebagai algoritma yang paling dasar.

Mengenal Kitab Hadis dan Pengarangnya Al-Muwaththo, Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim, dan Sahih Abu Daud


BAB I
PENDAHULUAN
           
           
            Imam Malik bin Anas lahir di Madinah pada tahun 93H/711M. Beliau dilahirkan di dalam sebuah kota yang merupakan tempat tumbuhnya Islam dan berkumpulnya generasi yang dididik oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, radhiallahu ‘anhum Disana beliau menulis kitabnya Al-Muwaththo'. Beliau menimba ilmu dari 100 orang guru lebih. Beliau hidup selama 84 tahun, wafat pada tahun 179 H dan dimakamkan di Baqie.
            Di antara kitab-kitab hadis yang berkembang, kitab Shahih Imam Al-Bukhari merupakan salah satu di antara kitab hadis yang paling populer dan mendapat perhatian luas dari masyarakat. Di antara ulama bahkan mengatakan tidak ada kitab yang paling sahih setelah al-Qur’an selain kitab Shahih Al-Bukhari. Anggapan ulama bahwa kitab Shahih Imam al-Bukhari ini memiliki akurasi yang tinggi, bukan tanpa alasan. Tetapi, memang dipahami dari metode Imam al-Bukhari sendiri di dalam menyeleksi hadis-hadis yang beliau masukan ke dalam kitab Shahih-nya.
            Kitab Shahih Muslim dipahami oleh umumnya ulama sebagai kitab sumber hadis sahih. Bersama kitab Shahih al-Bukhari, kitab ini menjadi khazanah yang tak ternilai bagi para ulama dalam memahami agama. Bahkan beberapa kelompok ulama seperti ulama Khurasan dan Maghribi meyakini bahwa kedudukan Kitab Shahih Muslim lebih tinggi dari Shahih al-Bukhari. Pernyataan dapat dipahami karena kitab ini memiliki plus tersendiri yang idak dimiliki oleh kitab Shahih al-Bukhari.
            Sunan Abu Daud merupakan salah kitab sunan yang muncul pada abad ke-3 H. Bersama kitab-kitab sunan yang lain, kitab ini merupakan sumber hadis Nabi yang sangat berharga. Banyak komentar positif dari ulama terhadap kitab ini. Kitab ini ditempatkan pada kelompok kedua setelah Shahhih al-Bukhari dan Shahih Imam Muslim sebagai sumber sumber hadis sahih dan hasan. Dan di dalam kelompok kitab sunan, ia diakui sebagai kitab yang memiliki akurasi tertinggi.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Al-Muwaththo Karya Imam Malik
a.         Penulis Kitab Al-Muwaththo
            Imam Malik bin Anas lahir di Madinah pada tahun 93H/711M. Beliau dilahirkan di dalam sebuah kota yang merupakan tempat tumbuhnya Islam dan berkumpulnya generasi yang dididik oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, radhiallahu ‘anhum Disana beliau menulis kitabnya Al-Muwaththo'. Beliau menimba ilmu dari 100 orang guru lebih. Beliau hidup selama 84 tahun, wafat pada tahun 179 H dan dimakamkan di Baqie.
            Sejarah keluarganya juga ada hubung-kait dengan ilmu Islam dengan ayahnya sendiri seorang perawi dan penghafal hadis yang terkemuka. Pamannya juga, Abu Suhail Nafi’ adalah seorang tokoh hadis kota Madinah pada ketika itu dan dengan beliaulah Malik bin Anas mula mendalami ilmu-ilmu agama, khususnya hadis. Abu Suhail Nafi’ ialah seorang tabi‘in yang sempat menghafal hadis daripada ‘Abd Allah ibn ‘Umar, ‘A'isyah binti Abu Bakar, Umm Salamah, Abu Hurairah dan Abu Sa‘id al-Khudri radhiallahu ‘anhum.
            Beliau meriwayatkan hadis dari sejumlah besar Tabi'ien dan Tabi'ut Tabi'ien, diantaranya : Nafi' bekas budak Ibn Umar, Ibn Syihab Az Zuhri, Abu Az Zanad, Abdurrahman bin Al Qasim, Ayyub As Sakhtiyani, Yahya bin Sa'id Al Anshari, Aisyah binti Sa'ad bin Abi Waqqash, Zaid bin Aslam, Humaid Ath Thawiel, dan Hisyam bin Urwah.
            Sebaliknya, tidak sedikit guru-gurunya yg meriwayatkan hadis dari beliau sesudah itu, seperti Az Zuhri dan Yahya bin Sa'id Al Anshari. Cukup banyak perawi yg meriwayatkan hadis dari beliau. Al Hafidh Abu Bakar Al Khatib Al Baghdadi menulis sebuah kitab tentang para perawi yg meriwayatkan dari Imam Malik. Dalam kitab tersebut, Al Baghdadi menyebutkan hampir 1000 orang perawi. Diantara tokoh2 yg meriwayatkan hadis dari beliau : Sufyan Ats Tsauri, Abdullah bin AL Mubarak, Abdurrahman Al Auza'i, Abu Hanifah, Asy Syafi'i, dll.
b. Nama Kitab dan Kandungan Hadis
            Bermodal perbendaharaan hadis sekitar 100.000 di tempuh proses penapisan yang menyita waktu 40 tahun dan setelah dikonsultasikan kepada 70 orang ulama hadis/fiqh yang berdomisili di Madinah, berkesedahan dengan kemantapan Imam Malik untuk membukukan 1.700 buah hadis dalam al-Muwaththa’.
            Jumlah tersebut menurut perhitungan Abu Bakar al-Abhari terdiri atas perpaduan hadis marfu’ dengan perincian sebagai berikut :
a. 600 hadis musnad, termasuk di dalamnya 132 hadis bersanad silsilatul-zahab/asshhul-asanid
b. 222 hadis mursal ;
c. 613 hadis mauquf dan
d. 285 qaul tabi’in.
            Keberagaman latar belakang mutu sanad hadis-hadis yang dimuat dalam koleksi al-Muwaththa’ agaknya selaras dengan sikap ulama hadis saat itu amat memberi kelonggaran terhadap sanad yang inqita’ (menunjuk keterputusan) sehingga berakibat adanya hadis mursal, mu’dhal dan munqathi. Penghargaan tinggi terhadap atsar shahabi, tutur nasehat yang puitis (baaghiah) dari kalangan tokoh tabi’in ikut mempengaruhi proses pemuatan informasi non hadis itu di dalam al-Muwaththa’.
c.  Kriteri dan Sistematika Kitab Shahih
            Edisi al-Muwaththa bermacam-macam dengan sistematika beragam dan yang paling populer adalah format Sulaiman Ibnu Khalaf al-Baji (wafat 474 H). Format dan sistematika al-Muwaththa’ bisa demikian tersebab oleh faktor personalia perawi yang mendapat perkenan dalam memasyarakat­kan al-Muwaththa’ mencapai 993 orang. Salah seorang yang terpandang sebagai perawi paling akurat adalah Abdullah Ibnu Maslamah al-Qa’nabi yang belakangan dikenal sebagai guru hadis Imam Muslim. Sistematika al-Muwaththa’ yang kini beredar di tengah-tengah masyarakat mempertahankan tata urutan sebagai berikut :
1) Hadis-hadis musnad/mursal dengan memperioritaskan hadis eks riwayat Ulama Hijaz ;
2) Keputusa/penetapan hukum (qadhaya) Umar Ibnu Khattab .
3) Tradisi amal perbuatan Abdullah Ibnu Umar .
4) Seleksi qaul atau fatwa tokoh-tokoh tabi’in.
5) Perilaku keagamaan penduduk Madinah.
d. Kritik dan Pembelaan
            Pandangan Ulama Terhadap al-Muwaththa’ Popularitas kitab al-Muwaththa’ bersaing ketat dengan Sunan al-Darimi dalam jajaran usulul-hadis (buku induk rujukan hadis). Reputasi al-Muwaththa’ tetap diunggulkan karena ditunjang oleh kepioneran/kepeloporan Imam Malik dalam merintis kodifikasi hadis, terbawa pula oleh publikasi madzhab fiqhnya yang mendominir faham umat Islam di Madinah, Irak, Mesir, Afrika Utara, Spanyol/ Andalus dan Sakliah. Selain itu faktor perawi langsung al-Muwaththa’ pada generasi pertama mencapai jumlah 68 orang dan pada generasi berikutnya berkembang menjadi 993 perawi.
 Guru hadis yang merupakan sumber pengutipan utama koleksi Imam Malik dalam al-Muwaththa’ terdiri atas 95 orang, sedangkan personalia tetap sahabat Nabi yang menjadi nara sumber hadisnya mencapai 85 orang, di tambah dengan 23 shahabiyah (sahabat wanita) termasuk didalamnya para Ummahatul-Mu’minin dan tokoh ulama hadis dari generasi tabi’in yang hadis mereka memadati al-Muwaththa’ berjumlah 48 orang.
            Kepercayaan yang serta merta diberikan kepada Imam Malik selaku ulama ahli hadis, antara lain dapat di telusuri lewat sikap Imam al-Bukhari yang segera menerima keabsahan hadis tanpa syarat selagi hadis tersebut di riwayatkan melalui Imam Malik. Lebih dari itu muncusl pula pengakuan terbuka yang datangnya dari Imam Syafi’i dan belakangan ini Ibnu Shalah dan Ibnu ‘Asakir yang intinya menyatakan bahwa al-Muwaththa’ merupakan kitab yang paling shahih (valid) dari deretan kitab susunan siapapun setingkat lebih rendah dalam mutu keshahihan sesudah Kita­bullah (al-Qur’an).
            Evaluasi sedini yang disampaikan oleh Imam Syafi’i tersebut amat sesuai dengan konteks zamannya semisal bila diperbandingkan kualitas keshahihannya dengan koleksi hadis ulama segenerasi al-Muwaththa’. Al-Jami’ koleksi Sufyan dan Mushannaf hasil koleksi Hammad Ibnu Salamah dan mudawan lainnya tentu jauh dari mutu keshahi­han hadis-hadis yang memadati kitab al-Muwaththa’ Imam Malik tersebut. Bukanlah reputasi Imam Malik dalam hadis di mata ulama ahlut-ta’dil wat-tajrih sudah menumbuhkan kesepakatan mereka untuk menempatkan Imam Malik dalam deretan utama “amirul-mu’minin fil hadis”, semacam gelar ilmiah hadis tertinggi. Pengakuan terhadap strata tersebut dikemukakan antara lain oleh Yahya Ibnu Ma’in dan terakhir oleh Abd. Rahman al-Mahdi.



B. Sahih Al-Bukhari Karya Imam Al-Bukhari
a. Penulis Kitab Shahih
            Penulis kitab Shahih al-Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju’fiy Al Bukhari. Ia lahir di Bukhara pada tanggal 13 Syawwal 194 H dan wafat 256 H.  Bukhara adalah sebuah daerah Usbekistan, Asia Tengah,  daerah yang melahirkan banyak tokoh ternama, seperti: al-Farabi dan Ibnu Sina, Zamakhsyari, al-Durdjani, al-Bairuni.
            Imam al-Bukhari  lahir dalam keluarga yang taat beragama. Ayahnya adalah salah seorang ulama besar dalam mazhab Maliki. Oleh karena itu, ia sudah mulai belajar agama sejak usia dini.
            Kecerdasannya, terutama daya hafalnya sudah terlihat sejak kecil. Dalam perlawatannya mencari hadis ia pun pernah diuji oleh 10 orang ulama dengan masing-masing mereka menguji 10 buah hadis yang ditukarkan sanadnya satu sama lain. Imam Bukhari dapat menyelesaikan ujian ini dengan baik. Karena kekuatan hafalannya ini, maka ia diberi gelar tertinggi di kalangan muhadditsin, yaitu Amir al-Mukminin fi al-Hadits.
            Semangatnya menelusuri hadis-hadis Nabi sangat luar biasa. Ia berkelana dari satu negara ke negara lain selama 16 tahun dan berhasil menghimpun 600.000 hadis. Semangat ini terutama ditelorkan oleh gurunya Ishaq ibn Rawaih yang meminta murid-muridnya untuk menulis kitab yang menghimpun hadis-hadis shahih. Di samping itu, juga mimpinya berdiri di samping Rasulullah sambil mengipasi beliau, yang ditakwilkan oleh ahli bahwa beliau adalah orang yang menjaga Nabi dari kedustaan-kedustaan orang.
            Imam al-Bukhari tidak hanya menulis kitab sahih ini saja tetapi banyak kitab lain yang ditulis, tidak kurang dari 15 buah kitab yang ditulisnya. Di antaranya adalah kitab Adab al-Mufrad, Al-Tarikh al-Shaghir, Al-Tarikh al-Awsath, Al-Tarikh al-Kabir, Al-Tafsir al-Kabir,  Al-Musnad al-Kabir, Kitab al-Dhu’afa dan Al-Sami’ al-Shahabah.
b. Nama Kitab dan Kandungan Hadis
            Imam al-Bukhari memberi nama kitabnya الجامع المسند الصحيح المختصر من أمور رسول الله صلى الله عليه و سلم وسننه وأيامه . Pemberian nama  al-Jami’ menunjukan bahwa kitab sahih ini tidak hanya menghimpun hadis-hadis dalam satu bidang keagamaan, tetapi banyak bidang keagamaan. Di samping itu penggunaan kata al-musnad al-shahih mengindikasikan bahwa hadis-hadis di dalam kitab shahih ini adalah hadis-hadis yang memiliki sandaran yang kuat.
            Kita Shahih Imam al-Bukhari ini memuat kurang lebih 4000 buah hadis. Sebagian hadis-hadis ini disebut pada beberapa tempat, sehingga bila dihitung seluruhnya, termasuk dengan pengulangannya, maka mencapai 7000 hadis.  Sebanyak 4000 buah hadis ini, merupakan hadis-hadis yang telah diseleksi dari 600.000 buah hadis yang didapatkan oleh Imam al-Bukhari.
c.  Kriteri dan Sistematika Kitab Shahih
            Imam al-Bukhari tidak menjelaskan kriteria kritik hadisnya, tetapi para ulama melakukan penelitian terhadap hadis-hadis yang ada di dalam kitab shahih dan menyimpulkan bahwa kriteria yang digunakannya sangat ketat.  Imam al-Bukhari menggunakan kriteria kesahihan hadis seperti ittishal sanad, ‘adalah, dhabit, terhindar dari syadz dan ‘illat. Tetapi, untuk ittishal sanad imam Bukhari menggunakan kriteria dapat dipastikan liqa’ dan mu’asharah. Di samping itu, rawi-rawi dari kalangan murid al-Zhuhri yang digunakan adalah rawi-rawi yang faqih, artinya rawi-rawi yang memiliki ‘adalah dan dhabit dan lama menyertai Imam al-Zhuhri.
            Dalam menyusun hadis-hadisnya, Imam al-Bukhari tidak menuliskan judul babnya, tetapi menempatkan hadis-hadis dalam pembicaraan yang sama dalam satu kelompok. Para ulama belakanganlah yang menulis judul babnya.
d. Kritik dan Pembelaan
            Meskipun para ulama menyatakan bahwa kitab Shahih al-Bukhari memiliki akurasi yang tinggi, tetapi ditemukan juga kritik terhadap hadis-hadis yang ada dalam kitabnya, baik dari segi kualitas sanad maupun matan-nya. Imam Daruquthni yang menyatakan bahwa dalam Shahih al-Bukhari terdapat hadis-hadis mursal dan munqathi’. Tetapi kritik ini dijawab oleh para ulama terutama oleh penulis kitab syarh-nya, yaitu Ibn Hajar. Ia menyatakan bahwa hadis-hadis mursal dan munqathi’ dalam Shahih al-Bukhari bukanlah pokok tetapi adalah hadis-hadis yang berfungsi sebagai syahid dan tabi’. Di samping itu, banyak hadis-hadis yang dikritik itu adalah hadis-hadis yang berulang, pada sebelumnya telah disebutkan secara lengkap sanadnya.
            Sedangkan kritik matan banyak dimunculkan oleh para pemikir modern dan juga dari kalangan orientalis. Hadis-hadis yang dikritik ini terutama hadis-hadis musykil dari segi logika modern, misalnya hadis yang menyatakan bahwa Nabi menjelaskan bahwa pada malam hari matahari pergi sujud di bawah Arsy Tuhan. Kesulitan memahami hadis-hadis seperti ini, karena para pengkritik memahami hadis dengan memahami maksud Nabi dalam menyampaikan hadis itu kepada para sahabat. Dalam hadis di atas, Nabi tidak bermaksud untuk menjelaskan pengetahuan astrofisika, tetapi Nabi ingin menjelaskan bahwa semua yang ada di alam ini tunduk di bawah kekuasaan Allah. Di samping itu, Nabi berbicara dengan masyarakatnya yang awam dengan pengetahuan astrofisika, sehingga bila Nabi berbicara apa adanya, mereka tidak akan mampu menangkap maksud Nabi.
C. Sahih Muslim Karya Imam Muslim
a. Penulis Kitab Shahih
            Penulis kitab Shahih Muslim adalah Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Lahir di Naisaburi, sebuah daerah di Usbekistan, Asia Tengah, pada tahun 204 H dan wafat pada tahun 261 H. Ia belajar agama sejak kecil dan terkenal dengan sifat tawadhu’ dan wara’.
            Guru-gurunya pada umumnya sama dengan guru Imam Bukhari. Pada awal sekali ia belajar kepada Imam al-Dakhili, kemudian Yahya ibn Yahya, Ishaq ibn Rawaih, Ahmad ibn Hanbal, Abdullah ibn Maslamah, Imam al-Dzihli dan Imam Bukhari. Tetapi, dari kedua gurunya yang disebutkan terakhir, al-Dzihli dan al-Bukhari, ia tidak meriwayatkan satu hadis pun. Hal ini ditanggapi secara beragam oleh para ulama. Sebagian mengatakan bahwa ia menghindari konflik antara al-Dzihli dan al-Bukhari, sehingga ia menjaga perasaan kedua gurunya dengan tidak meriwayatkan hadis dari mereka berdua. Sebagian lagi mengatakan bahwa Imam Muslim tidak meriwayatkan hadis dari Imam Bukhari, karena ia berusaha mencari jalur sanad yang lain.
            Dalam mencari dan mendapatkan hadis-hadis Nabi yang sudah tersebar, ia berkelana selama 15 tahun dan mendapatkan sebanyak 500.000 buah hadis. Ia bolak-balik dari satu negara ke negara lain, Hijaz, Syam, Irak dan Mesir. Dari safarinya mencari hadis-hadis Nabi ia menghasilkan beberapa karya, antara lain : al-Musnad al-Kabir, Kitab al-‘Ilal, Kitab al-Mukhadhramin, Kitab Aulad al-Shahabah dan lain-lain.
b. Nama Kitab dan Kandungan Hadis
            Kitab Shahih Muslim diberi nama oleh penulisnya dengan Al-Musnad al-Shahih. Kitab ini berisi 4.000 buah hadis. Tetapi jika dihitung secara keseluruhan termasuk hadis-hadis yang diulang penulisannya, maka sebagian ulama menyatakan seluruhnya berjumlah sebanyak 12.000 buah hadis. Dari 4000 buah hadis telah mencakup hadis-hadis dalam berbagai bidang keagamaan seperti : keimanan, hukum, akhlak, tafsir, sirah, dan lain-lain. Oleh karena itu, para ulama menyebut kitab Muslim ini dengan kitab  al-Jami’.
            Berbeda dengan Imam Bukhari, Imam Muslim membuat sebuah tulisan pendahuluan untuk kitabnya ini. Dari sinilah para ulama menemukan kriteria dan pandangan imam Muslim berkenaan dengan hadis-hadis Nabi. Lebih jauh dapat dijelaskan bahwa catatan pendahuluannya berisi penjelasan tentang pembagian dan macam-macam hadis,  hadis-hadis yang dicantumkan dalam shahihnya, keadaan para perawi dan mungungkapkan cela-celanya, menerangkan pentingnya isnad, dan berdalil dengan hadis mu’an’an

c. Kriteri dan Sistematika Kitab Shahih
            Imam Muslim menjelaskan kriteria hadis-hadis yang dimuatnya di dalam kitabnya, yaitu:
            ما وضعت شيأ في كتابي هذا إلا بحجة وما أسقطت منه شيأ إلا بحجة .
Dalam kesempatan lain ia menjelaskan:
            ليس كل شئ عندي صحيح وضعته ههنا إنما وضعت ما أجمعوا عليه.
            Dari penejelasan ini terlihat bahwa hadis-hadis yang dimasukan ke dalam kitab Shahih-nya, adalah hadis-hadis yang memiliki alasan kesahihan yang kuat. Di samping itu, ia juga menyatakan bahwa hadis-hadisnya sebagiannya disepakati oleh para ulama.
            Dari penelitian yang dilakukan terhadap hadis-hadisnya, imam muslim menggunakan kriteria yang dipakai dalam dalam menentukan kesahihan, yaitu: sanad bersambung, perawi yang adil, dhabit serta tidak memiliki syadz dan ‘illat. Tetapi dalam menentukan kebersambungan sanad, Imam Muslim tidak seketat Imam Bukhari, di mana bila perawinya tsiqah, ia cukup mengasumsikan sanad bersambung dengan terjadinya muasharah (kesezamanan) antara para perawi dan kemungkinan liqa’ (terjadi pertemuan dalam kapasitas guru dan murid), yakni bila daerah tempat tinggal mereka tidak berjauhan. Di samping itu, rawi-rawi yang digunakan oleh Imam Muslim termasuk juga rawi-rawi dari murid-murid Imam al-Zhuhri yang adil dan dhabit, tetapi tidak lama menyertai Imam al-Zhuhri. Sementara Imam al-Bukhari lebih banyak menggunakan rawi-rawi dari kalangan murid Imam al-Zhuhri yang lama menyertai al-Zhuhri.
            Sistematika penulisan kitab Shahih Muslim diakui oleh banyak ulama sebagai sistematika yang lebih baik. Pertama,  ia menyebut menempatkan hadis-hadis yang semakna beserta sanadnya dalam satu kelompok tertentu. Kedua, ia menghimpun sanad yang muttafaqun alaihi (disepakati oleh ulama) dan yang tidak dengan metode tahwil (berpindahnya jalur rawi) dengan menggunakan lambang huruf ha( ح). Ketiga,  ia lebih banyak mengutip hadis-hadis riwayat bi al-lafzhi. Ini merupakan satu kelebihan di banding hadis-hadis riwayat Imam al-Bukhari. Keempat, ia sangat memperhatikan matan hadis. Jika ada dua rawi yang menyampaikan hadis, maka ia menyebutkan lafaz dari perawi tertentu. Atau juga bila ada ziyadah (tambahan lafaz), maka ia juga menyebutkannya.
d. Kritik dan Pembelaan
            Kitab Shahih Muslim juga tak lepas dari kritikan, baik dalam hal sanad maupun matannya. Dari sisi sanad, dinyatakan bahwa di dalam kitab Muslim terdapat hadis-hadis mu’allaq dan mursal. Di samping itu, juga terdapat perawi-perawi yang lemah dalam hadis-hadis Muslim.
            Kritikan ini dibantah oleh Imam al-Nawawi, bahwa hadis-hadis muslim hadis-hadis mursal dan mu’allaq hanya hadis-hadis yang berfungsi sebagai syahid dan tabi’. Sedangkan berkenaan dengan perawi yang dinilai dhai’if, sebagian mereka memang mukhtalith pada akhir hidupnya dan Imam Muslim meriwayatkan sebelum rawi tersebut mukhtalith.
            Sedangkan dari sisi matan, sebagian para tokoh-tokoh modern menyatakan bahwa terdapat hadis-hadis palsu, misalnya hadis yang menjelaskan tentang penciptaan dunia dan isinya dalam tujuh hari, padahal Allah dalam al-Qur’an menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi adalah enam hari.
            Kritikan ini dibantah dengan oleh para pembela kitab Shahih Muslim, dengan penjelasan bahwa hadis muslim dituduh palsu itu, tidak berbicara tentang penciptaan langit dan bumi, tetapi berbicara tentang penciptaan isi dunia. Jadi persoalannya hanya persoalan perbedaan pemahaman terhadap hadis tersebut.




D. Sahih Abu Daud Karya Imam Abu Daud
a. Penulis Kitab Shahih
            Penulis kitab ini adalah Sulaiman ibn al-Asy’ats  ibn Ishaq ibn Basyir ibn Syaddad ibn Amr al-Azdadi al-Sijistani. Lahir tahun 202 H di Sijistan, antara Iran dan Afganistan, dan wafat 275 H. Ia belajar agama sejak usia dini, terutama dengan al-Qur’an dan Bahasa Arab. Ketertarikannya dalam bidang hadis yang juga dalam usia dini, karena ayahnya al-Asy’ats bin Ishaq adalah seorang perawi hadits yang meriwayatkan hadits dari Hamad bin Zaid dan saudaranya, Muhammad bin al-Asy`ats termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadits.
            Ketertarikannya dalam bidang hadis ini membawa ia berkelana ke berbagai negeri di mana ada guru-guru hadis seperti: Khurasan, Rayy, Kuffah, Bagdad, Basrah, Damaskus dan Mesir. Di negeri-negeri ini, ia belajar dari guru-guru yang terkenal seperti:  Yahya bin Main, Abu Amr al-Dharir, Abu Walid al-Thayalisi, Sulaiman ibn Harb, Usman ibn Abi Syaibah, Ahmad bin Hanbal,  Abdullah bin Maslamah, dan Qutaibh bin Sa’id.
            Ia banyak dipuji oleh para ulama, seperti Ibrahim al-Harbi yang menyatakan bahwa hadis dilunakan bagi. Pujian ulama ini bukan suatu yang dilebih-lebihkan, tetapi ia buktikan dengan berbagai karya yang lahir dari tangannya, antara lain : Kitab al-Sunan, Kitab al-Marasil, Kitab al-Qadr, Al-Nasikh wa al-Mansukh, Fadhail al-A’mal, Kitab al-Zuhd, Dalil al-Nubuwah, Ibtida’ al-Wahy dan Akhbar al-Khawarij.
b. Nama Kitab dan Kandungan Hadis
            Kitab ini diberi nama oleh Abu Daud dengan al-Sunan sebagaimana surat yang ia kirim ke penduduk Mekah. Dengan penamaan al-Sunan ini, tampak bahwa Abu Daud memiliki kecenderungan pada fiqh. Dan itu sebabnya, seluruh hadis-hadis yang ada dalam kitabnya, yakni 4800 buah hadis yang ia saring dari 500.000 buah hadis, menyangkut dengan lapangan kajian fiqh. Kitab ini mendapat perhatian yang serius dari para ulama. Hal ini tanpak dari syarah yang ditulis oleh para ulama tak kurang sebanyak 13 buah kitab. Di antara kitab syarh yang paling terkenal adalah: ‘Aun al-Ma’bud ‘ala Sunan Abi Daud yang ditulis oleh Syaikh Syarf al-Haqq,  Syarh Syaikh Abu al-Hasan al-Sanadi al-Madani dan Ma’alim al-Sunan karya Abu Sulaiman al-Khattabi.

c. Kriteri dan Sistematika Kitab Shahih
            Imam Abu Daud sebagaimana muhadditsin lainnya, juga menggunakan kriteri keshahihan hadis, seperti kebersambungan sanad, ‘adalah, dhabit, ketiadaan syudz dan ‘illat. Hadis-hadis yang ditulis dalam kitabnya sebagian ada yang sahih dan ada pula yang dha’if. Hal ini seperti yang ia kemukakan sendiri:
كتبت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم خمسمائة ألف حديث، انتخبت منها ما ضمنته هذا الكتاب، وجمعت فيه اربعة ألاف وثمانمائة حديث، ذكرته الصحيح وما يشبهه ويقاربه، وما كان فيه وهن شديد بينته وما لم اذكر فيه شيئا فهو صالح، وبعضها اصح من بعض
            Oleh karena itu, sesuai dengan penjelasannya, maka di dalam kitabnya terdapat penjelasan kualitas beberapa hadis seperti dha’if.  Sebagian ulama memandang penjelasan Abu Daud ini sebagai suatu hal yang positif, yaitu bahwa Abu Daud telah menjelaskan kedha’ifannya, sehingga orang dapat menghindarkan diri darinya. Tetapi sebagian lagi menganggap bahwa sangat mutasahhil dalam persoalan pemakaian hadis, di mana hadis-hadis dha’if pun masih ditolerir oleh Abu Daud.
            Sistematika penulisan Kitab Sunan Abu Daud sangat baik. Pertama, ia memberi komentar terhadap kualitas sebagian hadis. Kedua, sangat memperhatikan matan hadis sehingga ia menyebutkan lafaz hadis ini dari si fulan. Demikian pula bila ada tambahan ia pun menyebutkan bahwa pada matan hadis ini ada ziyadah. Ketiga, ia juga menghimpun beberapa jalur sanad yang lain bahkan terkadang sampai tiga jalur sanad untuk satu hadis.
d. Kritik dan Pembelaan
            Ada beberapa kritik yang dikemukakan oleh ulama terhadap karya Abu Daud seperti Ibn Taimiyah, antara lain: pertama, Sebagian hadis dijelaskan kualitasnya sedangkan sebagian lain tidak. Kedua,  adanya hadis dha’if yang dinilai oleh para ulama tetapi tidak ada penjelasan Abu Daud. Ketiga, adanya kemiripan Abu Daud dengan Imam Ahmad dalam mentolerir hadis-hadis dhaif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Imam Malik
            Imam Malik bin Anas lahir di Madinah pada tahun 93H/711M. Beliau dilahirkan di dalam sebuah kota yang merupakan tempat tumbuhnya Islam dan berkumpulnya generasi yang dididik oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, radhiallahu ‘anhum
            Bermodal perbendaharaan hadis sekitar 100.000 di tempuh proses penapisan yang menyita waktu 40 tahun dan setelah dikonsultasikan kepada 70 orang ulama hadis/fiqh yang berdomisili di Madinah, berkesedahan dengan kemantapan Imam Malik untuk membukukan 1.700 buah hadis dalam al-Muwaththa’.
            Sistematika al-Muwaththa’ yang kini beredar di tengah-tengah masyarakat mempertahankan tata urutan sebagai berikut :
1) Hadis-hadis musnad/mursal dengan memperioritaskan hadis eks riwayat Ulama Hijaz ;
2) Keputusa/penetapan hukum (qadhaya) Umar Ibnu Khattab .
3) Tradisi amal perbuatan Abdullah Ibnu Umar .
4) Seleksi qaul atau fatwa tokoh-tokoh tabi’in.
5) Perilaku keagamaan penduduk Madinah.
                 Pandangan Ulama Terhadap al-Muwaththa’ Popularitas kitab al-Muwaththa’ bersaing ketat dengan Sunan al-Darimi dalam jajaran usulul-hadis (buku induk rujukan hadis). Reputasi al-Muwaththa’ tetap diunggulkan karena ditunjang oleh kepioneran/kepeloporan Imam Malik dalam merintis kodifikasi hadis, terbawa pula oleh publikasi madzhab fiqhnya yang mendominir faham umat Islam di Madinah, Irak, Mesir, Afrika Utara, Spanyol/ Andalus dan Sakliah.
Shahih al-Bukhari
            Penulis kitab Shahih al-Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju’fiy Al Bukhari. Ia lahir di Bukhara pada tanggal 13 Syawwal 194 H dan wafat 256 H. Imam al-Bukhari memberi nama kitabnya الجامع المسند الصحيح المختصر من أمور رسول الله صلى الله عليه و سلم وسننه وأيامه .
Imam al-Bukhari tidak menjelaskan kriteria kritik hadisnya, tetapi para ulama melakukan penelitian terhadap hadis-hadis yang ada di dalam kitab shahih dan menyimpulkan bahwa kriteria yang digunakannya sangat ketaT.

Sahih Muslim Karya Imam Muslim
            Penulis kitab Shahih Muslim adalah Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Kitab Shahih Muslim diberi nama oleh penulisnya dengan Al-Musnad al-Shahih. Kitab ini berisi 4.000 buah hadis. hadis-hadis yang dimasukan ke dalam kitab Shahih-nya, adalah hadis-hadis yang memiliki alasan kesahihan yang kuat. Di samping itu, ia juga menyatakan bahwa hadis-hadisnya sebagiannya disepakati oleh para ulama.
Sahih Abu Daud Karya Imam Abu Daud
            Penulis kitab ini adalah Sulaiman ibn al-Asy’ats  ibn Ishaq ibn Basyir ibn Syaddad ibn Amr al-Azdadi al-Sijistani. Kitab ini diberi nama oleh Abu Daud dengan al-Sunan sebagaimana surat yang ia kirim ke penduduk Mekah. Dengan penamaan al-Sunan ini, tampak bahwa Abu Daud memiliki kecenderungan pada fiqh. Ada beberapa kritik yang dikemukakan oleh ulama terhadap karya Abu Daud seperti Ibn Taimiyah, antara lain: pertama, Sebagian hadis dijelaskan kualitasnya sedangkan sebagian lain tidak. Kedua,  adanya hadis dha’if yang dinilai oleh para ulama tetapi tidak ada penjelasan Abu Daud. Ketiga, adanya kemiripan Abu Daud dengan Imam Ahmad dalam mentolerir hadis-hadis dhaif.




DAFTAR PUSTAKA

Muhammad ibn Mathar al-Zahrani, Tadwin al-Sunnah al-Nabawiyah, Nasy’atuhu wa Tathawwuru, Dar al-Hudhari.
Abdullah Ali Humaid, Manahij al-Muhadditsin, Dar  Ulum al-Sunnah, Riyadh, 1999
Muhammad Abu Syuhbah, Fi Rihab al-Sunnah al-Kutub al-Shihah al-Sittah, Dar al-Fikr, Beirut
Mustafa Azhami, Metodologi Kritik Hadis, Pustaka Hidayah, Jakarta, 1996